Pages

Atasi Ledakan Kendaraan, Pemerintah Harus Adakan Program KB (Kendaraan Berencana)

Thursday, September 18, 2014

Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia tahun 2013 sudah melebihi jumlah penduduk total. Angka ini diperkirakan terus meningkat. Pemerintah kalang kabut mengatur subsidi BBM. Besarnya subsidi BBM dijadikan ladang basah oleh beberapa oknum. Ketika subsidi dicabut rakyat berteriak, katanya pemerintah kehabisan uang, tidak mengerti rakyat, menyusahkan rakyat kecil, dsb. Peraturan plat merah menggunakan pertamax pun tidak benar-benar dipatuhi. Tetap saja ada oknum yang membeli premium, meskipun kendaraannya berplat merah.
Dilansir dari sebuah artikel di situs berita online, detik.com, Kamis (18/09/14), Hanung Budya mengatakan bahwa, "Manusia bisa meninggal, mobil di Indonesia tidak bisa meninggal," saya setuju dengan pernyataan beliau. Bagaimana bisa 'meninggal' jika setiap tahun terus berdatangan mobil-mobil baru ke Indonesia? Jika pemerintah membatasi kuota impor mobil, otomatis para pengusaha akan merugi. 
Bertambahnya jumlah mobil di Indonesia setiap tahunnya, dengan model baru dan terus diperbaharui membuat daya beli masyarakat meningkat. Apalagi dengan adanya program Low Cost Green Car yang sempat ditentang oleh presiden terpilih, Joko Widodo. Karakter bangsa Indonesia yang cenderung konsumtif dan seringkali mengutamakan prestige menjadikan Indonesia sebagai sasaran empuk untuk memasarkan produknya. Pengadaan kredit kendaraan bermotor pun bagaikan jamur tumbuh dimusim hujan.
Fenomena ledakan kendaraan ini tentunya membuat jalan-jalan di sebagian wilayah di Indonesia, terutama pulau Jawa rawan kemacetan. Kemacetan ini bukan hal sepele. Hanya karena macet, setiap harinya Jakarta merugi milyaran rupiah.
Jika kita melihat tingginya pertumbuhan penduduk, lalu pemerintah mengadakan program keluarga berencana, mengapa pemerintah tidak menerapkan cara ini pada ledakan kendaraan saat ini? 
Kendaraan Berencana, dalam pikiran saya setiap keluarga dibatasi hanya boleh memiliki maksimal 2 buah mobil dan atau 2 buah motor. Jika sekarang satu keluarga, Ayah, Ibu, dan 3 anak, memiliki masing-masing sebuah mobil/motor dikalikan seluruh jumlah KK di Indonesia, maka jumlahnya akan amat sangat banyak. Coba apabila, satu keluarga hanya memiliki 2 motor dan atau 2 mobil, maka jumlah mobil dan motor yang turun ke jalanan akan sedikit berkurang. Cara ini harus ditunjang dengan penaikan tarif pajak kendaraan bermotor. Dan juga perbaikan pada seluruh sarana transportasi umum.
Saya tahu, ini bukan sebuah perkara mudah. Akan menimbulkan banyak protes, dan bahkan mungkin kecaman terhadap pemerintah. Tapi jika tidak begitu, apakah 50 tahun mendatang masih akan ada udara bersih untuk generasi kita kelak? Apakah masih akan ada minyak bumi yang dapat ditambang? Apakah bumi ini tidak akan murka jika semua kekayaannya kita gunakan terus-menerus tanpa adanya pertanggungjawaban atas alam yang kita rusak? Masih adakah ruang kosong untuk kita bernafas, jika semua tempat penuh dengan kendaraan? 
Mari kita renungkan bersama.

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS