Pages

Hidup? Entahlah Aku Belum Memahaminya

Sunday, September 29, 2013


17-12=5
ya lima tahun itulah aku mengalami masa remaja, 
Dimulai dengan rasa keingintahuan yang tinggi, rasa ingin selalu mencoba, mencari perhatian sana sini, belum bisa mengendalikan emosi, hingga ketertarikan terhadap lawan jenis. Itulah salah satu tahap yang pasti dialami oleh setiap insan, kecuali bagi mereka yang memiliki gangguan (cacat) mungkin prosesnya sedikit berbeda. Namun pada dasarnya masa remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak menuju kedewasaan (maturity).
Tepat 1 minggu yang lalu aku menerima sakramen (tanda) krisma (kedewasaan) menurut peraturan Gereja Katolik, dimana setiap orang diolesi minyak krisma di keningnya sebagai tanda kedewasaan. Sebelum menerima sakramen tersebut ada masa persiapan dimana para calon penerima krisma dibekali materi-materi selama kurang lebih 3 bulan. (singkatnya seperti itu)
Kini usiaku 17 tahun 9 bulan 12 hari,
banyak hal yang ingin aku capai, banyak hal yang aku inginkan, banyak pula godaan-godaan disekelilingku. Ku akui terkadang aku terhanyut dalam lingkaran setan yang aku buat sendiri, terkadang aku terlena dalam kubangan kebodohanku sendiri, namun Tuhan masih ingin aku untuk berada pada jalannya. Dia mengirimkan orang-orang yang sangat luar biasa, hingga aku bisa mempelajari berbagai macam hal tentang hidup. Akan tetapi aku sendiri belum tau apa itu hidup?
Ketika aku SD, hidup adalah ketika orang bisa bernafas.
Ketika aku SMP, hidup adalah ketika jantung masih berdetak dan mata terbuka.
Ketika aku SMA (sekarang), aku belum bisa memaknai arti hidup yang sebenarnya.
Tahun depan aku akan meninggalkan tempat tinggalku sekarang, menuju tempat diamana nanti aku akan memperdakam dan memperbanyak ilmu dan juga beradaptasi dengan situasi dan kondisinya. Berbagai macam kegelisahan dan ketakuatan datang silih berganti. Bermacam-macam pertanyaan muncul dibenakku. 
Aku tau, tak akan ada yang bisa menata kehidupanku selain aku. Singkatnya, masa depanku ada didalam genggamanku sendiri. Mungkin aku akan mengalami sebuah kekecewaan, ketidakadilan, kebencian, keraguan, dsb yang pasti dan wajar terjadi dalam proses hidup manusia, karena dengan begitulah aku tau apa yang tidak pernah aku tau, dengan begitulah aku mengalami apa yang sebelumnya aku tak pernah alami, dan dengan begitulah sedikit demi sedikit aku tau aku hidup.

(ini hanyalah ocehanku)

Hambatan Modernisasi dan Cara Menyikapinya

Saturday, September 21, 2013

                                        
     Modernisai merupakan salah satu perubahan sosial yang direncanakan, dimana modernisasi secara sederhana diartikan sebagai proses perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat yang lebih komplek atau dikenal dengan istilah modern. Pengertian ini sesuai dengan teori W.W Rostow yang mengemukakan tahap-tahap pertumbuhan ekonomi. Tahap-tahap tersebut, yaitu tahap masyarakat tradisional-tahap pra kondisi lepas landas-tahap lepas landas-tahap kedewasaan-dan tahap konsumsi tinggi.
      Mengapa modernisasi dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi? tentu saja modernisasi sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi karena modernisasi merupakan salah satu bentuk dari pembangunan ekonomi yang biasanya diawali oleh masyarakat perkotaan.
      Masyarakat perkotaan memiliki sikap terbuka terhadap hal-hal baru, sehingga modernisasi dapat berjalan dengan mudah dan cepat. Sikap terbuka ini disebabkan oleh tingka pendidikan yang lebih maju atau cenderung berpendidikan tinggi jika dibandingan dengan masyarakat pedesaan. Dengan tingkat pendidikan yang rendah masyarakat pedesaan memiliki kecenderungan untuk bersikap tertutup terhadap hal-hal baru, memandangnya sebagai hal yang tabu. Biasanya mereka masih memegang erat adat istiadat yang telah tertanam kuat dalam diri mereka.
        Adanya vested interest juga menghambat modernisasi. masyarakat yang masih ingin mempertahankan kedudukan atau statusnya dan sikap takut akan terjadi kegoyahan terhadap kebudayaannya membuat hal-hal baru (modern) sulit masuk kedalam masyarakat. Contohnya Suku Baduy di Banten. Ribuan merk sandal dan sepatu dengan model dan warna yang beragam tidak merubah gaya hidup mereka yang hingga kini masih tetap bepergian dengan kaki telanjang.
     Walau Suku Baduy tidak mau menerima perubahan dalam hal sandang, namun kita tidak dapat menyalahkan mereka. Sebagai generasi muda penerus bangsa sudah sepatutnya kita tetap mempertahankan kearifan budaya lokal agar tidak terlindas oleh budaya asing yang perlahan menghilangkan nilai-nilai budaya lokal. Tidak semua budaya asing berdampak negatif dan tidak selamanya berdampak positif. Kita harus selektif dalam meghadapi modernisasi. Terbuka namun selektif. Modern tetapi berbudaya. Cerdas dan berani, hal-hal itulah ang akan membangun masyarakat modern yang tetap berbudaya namun tidak stereotip.
      Kini pemerintah bertugas memeratakan pendidikan hingga ke seluruh pelosok negeri agar kesenjangan diantara masyarakat perkotaan dan pedesaan dapat terkikis sedikit demi sedikit. Pendidikan yang tinggi akan memudahkan pemerataan pembangunan dan Indonesia menjadi masyarakat modern dan menjadi negara maju yang berbudaya.

Masih Bisakah Indonesia Memenuhi Kebutuhan BBM Dalam Negeri?

Friday, September 20, 2013


         Seperti yang kita ketahui bersama, dewasa ini globalisasi dan modernisasi sangat mempengaruhi kehidupan penduduk dunia khususnya Indonesia. Mobilitas semakin hari semakin besar. BBM merupakan benda input yang tidak dapat diperbaharui, maka tidak bisa dipungkiri bahwa manusia membutuhkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam setiap kegiatan ekonominya. Misalnya saja untuk memasak dan untuk bepergian dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum kita membutuhkan BBM untuk mengorperasikan kendaraan tersebut. Setiap barang ekonomi yang akan di distribusikan pun memerlukan BBM. Entah itu menggunakan pesawat terbang, kapal laut dan tentunya kendaraan bermotor yang ada di darat juga tak bisa terhindarkan dari BBM ini. Jadi BBM yang merupakan barang yang tidak dapat diperbaharui ini sangatlah penting dalam setiap kegiatan manusia. Tanpa BBM perekonomian pun akan lumpuh.
Seiring dengan meningkatnya kepadatan penduduk dan pertumbuhan ekonomi tentunya mempengaruhi jumlah kendaraan di Nusantara. Tercatat di akhir tahun 2011 saja ada 85.601.351 unit kendaraan yang telah memenuhi seluruh jalanan di pelosok Indonesia. Oleh sebab itu permintaan akan BBM pun terus meningkat 5% setiap tahunnya.
         Sementara itu produksi minyak mentah di Indonesia semakin hari semakin menurun. Namun kini kemampuan produksi minyak bumi di Indonesia[1] hanya 850 ribu barrel/hari dan hanya 650 barrel saja yang bisa diolah menjadi BBM, sedangkan kebutuhan akan BBM sebesar 1,4 juta barrel/hari sehingga Indonesia masih kekurangan 750 ribu barrel/hari. Itu berarti telah terjadi kelangkaan minyak bumi, maka Indonesia harus mengimpor 350 ribu barrel minyak mentah /hari  dan 400 ribu barrel BBM/hari dari Malaysia dan Singapura. Karena kelangkaan ini juga harga minyak dunia dari tahun ke tahun terus meroket. Perbedaan harga jual domestik dengan harga luar negeri yang sangat timpang akibat peningkatan harga minyak bumi yang dewasa ini telah mencapai US$ 50 per barrel, jauh di atas harga minyak bumi yang ditetapkan dalam asumsi harga minyak dalam APBN yang kemudian menyebabkan pembengkakan subsidi yang pada akhirnya memaksa pemerintah Indonesia menaikan harga BBM agar roda perekonomian tetap terkendali dengan harapan tidak menambah utang ke luar negeri.
Bagi sebagian rakyat, terutama rakyat miskin kenaikan BBM ini menambah beban hidup mereka. Karena setelah kenaikan BBM sudah menjadi hal yang pasti jika harga barang-barang sembako dan barang lainnya pun akan ikut naik. Diperkirakan total inflasi karena kenaikan harga BBM adalah 1,63%. Bagi masyarakat berpenghasilan tinggi, inflasi sekitar 1,63% mungkin tidak terasa pengaruhnya. Namun bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, inflasi tersebut akan mengurangi daya beli dan semakin menambah beban hidup. Ada 2,5 juta orang masuk ke bawah garis kemiskinan setelah kenaikan BBM ini.[2] Maka hal ini akan menghambat program pemerintah untu memberantas kemiskinan di tahun 2015.
             Kemiskinan bukanlah satu-satunya indikator yang terpengaruhi oleh kenaikan BBM. Seiring dengan meningkatnya kemiskinan maka jumlah penggangguran pun akan bertambah. Pertambahan pengangguran ini akan memicu kriminalitas. Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang tidak terbatas, jika banyak orang yang menganggur dan mereka terdesak oleh kebutuhan, maka ada kemungkinan mereka akan melakukan tindakan kriminal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
             Tetapi pemerintah tidak punya pilihan lain, untuk mengikuti perkembangan ekonomi global maka pemerintah harus berani mengambil tindakan seperti ini.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut pemerintah telah membuat beberapa program untuk mengurangi beban penduduk miskin, diantaranya adalah program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang memberikan bantuan kepada rakyat miskin terdaftar sebesar Rp 150.000/bulan. Namun menurut Gubernur DKI Jakarta[3] Joko Widodo program ini kurang mendidik dan akan menimbulan ketergantungan rakyat terhadap pemerintah. Menurut beliau dana untuk BLSM lebih baik diberikan sebagai modal usaha-usaha produktif agar rakyat bisa membuat usaha mandiri dan tidak mengandalkan bantuan dari pemerintah. Disamping BLSM ada juga Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Raskin. Bantuan Siswa Miskin juga dapat menurunkan angka kemiskinan melalui pendidikan gratis bagi siswa miskin. Pendidikan adalah salah satu indikator yang bisa menurunkan angka kemiskinan. Jika seseorang memiliki keahlian dan dibekali ilmu pengetahuan maka orang tersebut bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, sehingga dapat memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya.
               Program yang digalakan pemerintah ini tidak berjalan dengan lancar dan tepat sasaran. Mulai dari pendataan yang tidak merata sampai adanya oknum-oknum yang menyalahgunakan kewenangannya. Akibatnya
dana untuk rakyat miskin ini dimakan tikus-tikus berdasi yang masih saja merasa tidak bersalah ditengah kubangan rupiah hasil KKN.
           Perlu adanya tindakan tegas dari pemerintah pusat terhadap anak buahnya yang melanggar peraturan ini. Sanksi hukum, uang ganti rugi serta pemecatan mungkin akan menjadi cambuk bagi para mafia berdasi tersebut.
           Selain dari pada itu sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak, pemerintah seharusnya berupaya untuk meningkatkan produksi minyak nasional dengan memperbaiki iklim investasi di sektor pertambangan minyak sehingga mampu menggairahkan kegiatan eksplorasi minyak bumi.

Ijazahku Nasibku

Monday, September 16, 2013

Berapa tahun yang Anda butuhkan untuk sekolah hingga ke perguruan tinggi? 15 tahunkah? 17 tahun? atau 20 tahun? adalah waktu yang sangat lama ketika Anda ingin menyandang gelar Strata 1 (S1), apalagi bagi mereka yang ingin melanjutkan ke S2 atau S3. Namun jika kita lihat ke belakang, berapa Ijazah yang telah Anda kantongi? Ijazah TK, SD, SMP, SMA ?
ya, Ijazah adalah surat yang diberikan sekolah ketika Anda lulus / tamat mengikuti rangkaian pembelajaran pada suatu jenjang pendidikan. Namun dalam hal ini saya menyebutnya dengan sebutan TIKET. Mengapa demikian?
Sadarkah Anda setiap kali Anda akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau bahkan untuk melamar pekerjaan, ada syarat untuk melampirkan Ijazah pendidikan terakhir. Jika tidak ada, maka kemungkinan besar Anda tidak dapat melanjutkan sekolah dan sulit mencari pekerjaan.
Apa saja isi Ijazah tersebut?
Lembar depan merupakan pernyataan bahwa Anda LULUS dan telah berhasil menuntaskan suatu jenjang pendidikan, dan dibaliknya tertera nilai-nilai akhir selama Anda belajar disana. Nilai-nilai yang sewaktu-waktu dimanipulasi bahkan kini sudah menjadi hal yang wajar. Nilai-nilai instant yang bisa dengan mudahnya didapatkan dengan sejumlah uang yang diberikan kepada oknum-oknum nakal yang menamakan diri "pahlawan tanpa tanda jasa" tapi nyatanya mereka adalah "perusak mental dan moral bangsa".
Matrealisme dan dalih rasa kasihan menjadi alasan klasik. Mengapa saya  mengatakan oknum tersebut adalah "perusak mental dan moral bangsa"?
Mari kita lihat dampak yang diberikan kepada para siswa yang nilainya dimanipulasi. Mereka akan memiliki mental pengemis nilai, malas, tidak kompetitif, tidak kreatif, mendewakan uang, dan tidak mandiri. Bagaimana jadinya jika mereka turun kedalam masyarakat dengan karakter demikian? Apa jadinya negeri ini? Sekarang pun Indonesia sedikit demi sedikit menuju disintegrasi bangsa.
Bagaimana dengan salah satu tujuan Negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa? terwujudkah? mungkin. Banyak orang cerdas, pintar dan berpotensi memajukan Nusantara. Tetapi kenyataannya banyak dari mereka yang lebih memilih tinggal di negeri orang. Bukan karena tak mencintai tanah air ini, namun bobroknya sistem pendidikan dan pemerintahan membuat mereka enggan berkarya di tanah kelahirannya.
Nilai-nilai instant tersebut salah satunya adalah nilai Ujian Nasional yang sudah menjadi rahasia umum kalau pelaksanaannya jauh dari kata jujur. Jadi bagaimana dengan mereka yang Ijazahnya hilang, terbakar, rusak? Dapatkah mereka melanjutkan pendidikannya/karyanya tanpa selembar kertas ini? mungkin bisa. Namun persentasenya kecil. Lalu bagaimanakah dengan keterampilan, keahlian yang mereka miliki? akankah itu hanya menjadi sesuatu yang terkubur dibalik nilai-nilai dalam ijazah tersebut saja? Ijazah menjadi penentu nasib Anda kedepannya. Nilai tinggi menjadi prioritas utama. Lalu bagaimana dengan skill mereka? Bagaimana dengan orang-orang jujur yang rela nilai rendahnya tercantum dalam Ijazahnya? akankah mereka memiliki kehidupan yang lebih baik daripada para "pengemis nilai"?
TENTU! Hidup bukan soal nilai raport atau Ijazah Anda, tapi bagaimana Anda berusaha memaksimalkan talenta dan kelebihan yang Anda miliki, memperjuangkan Kejujuran ditengah ketidakadilan dan ketidakpastian. Karena yang pasti hanyalah ketidakpastian. Apakah sistem ini akan terus berjalan seperti ini saja? Hancurlah jika terus begini. Hancur.

Pengaruh Perkembangan Smartphone Terhadap Interaksi Sosial Masyarakat Indonesia

Sejak pertengahan abad ke-20 hingga kini, dunia mengalami perkembangan teknologi yang sangat deras. Berbagai macam penemuan menghiasi kehidupan masyarakat modern. Keinginan dan ketidakpuasan merupakan salah satu faktor pendorong perubahan sosial terutama perkembangan teknologi. Dalam tesisnya Ogburn (Bertrand, 1967) menuliskan bahwa "Inovasi teknologi penting sebagai penyebab terjadinya perubahan, sedangkan bidang sosial dan kebidayaan cenderung tertinggal dengan inovasi-inovasi tersebut."
Ya, tentu saja perkataan beliau ini benar adanya, dapat  kita amati dan rasakan bahwa apapun teknologi yang berbasis komunikasi akan cepat laku meskipun harus merogoh kocek yang cukup dalam. Disinilah sifat konsumtif mulai merajalela dan tak dapat terhindarkan. Sikap manusia yang pada dasarnya tidak pernah merasa puas menjadi pemicu utama munculnya konsumerisme ini.
di era sekarang ini siapa yang tidak mengenal Android?
tentu semua orang pernah mendengarnya bahkan menjadi sahabat setianya yang selalu dibawa kemanapun ia melangkah. mungkin termasuk Anda.
Android merupakan sistem operasi berbasis Linux yang diterapkan dalam HP touchscreen dan atau smartphone yang dibuat pada Oktober 2003 dan baru diresmikan pada tahun 2007. 
Tercatat Indonesia merupakan Negara yang mengalami perubahan signifikan, dimana device berbasis Android mengambil alih penjualan Blackberry yang menyababkan penjualan Blackberry menurun 70%. Indonesia merupakan Negara di Asia Tenggara yang memiliki pasar smartphone terbesar dengan berhasil menjual lebih dari 4.5 juta device.
Penjualan smartphone di Indonesia meningkat sebanyak 56% dalam waktu 1 tahun terakhir dan 78% dari seluruh penjualan tersebuat adalah penjualan ponsel ber-fitur
Lalu apa pengaruhnya bagi interaksi masyarakat?
Disadari atau tidak kemuculan smartphone ini sedikit dmi sedikit mengikis budaya tatap muka dan silaturahmi (bertemu secara fisik) di Indonesia. Masyarakat yang dulunya dikenal dengan masyarakat yang saling beranjangsana kini perlahan mulai berkurang seiring kemunculan alat-alat komunikasi canggih. Hal ini tidak bisa disalahkan. Kemajuan di bidang teknologi merupakan salah satu perubahan sosial yang tak dapat dihindari dan akan terjadi secara terus menerus.
Masyarakat modern bersilaturahmi dengan SMS, Telepon, Video Call, Line, Kakao Talk, WhatsApp, dsb. Ini dianggap cukup, namun bagaimanapun juga kehadiran fisik seseorang merupakan bentuk interaksi nyata yang dapat mempererat hubungan kita dengan orang-orang sekitar kita. jangankan dengan orang yang jauh, dengan teman atau keluarga yang jaraknya dekat pun terkadang kita tidak banyak melakukan interaksi, kita sibuk dengan ponsel masing-masing dan bahkan ada yang berkomunikasi lewat SMS atau aplikasi messenger lainnya. Miris. Namun kembali saya tegaskan bahwa tak dapat disalahkan. Hanya saja hal ini akan mengurangi harmonisasi dan interaksi yang dipandang dari segi psikologi dan sosiologi. Semua tergantung pada diri Anda masing-masing. Beradaptasi dengan perubahan yang ada memang penting, namun janganlah mendewakan media, gadget yang Anda miliki. Pergunakalah mata Anda untuk bertatap dengan mereka disekeliling Anda. Tersenyumlah secara langsung pada mereka, itu jauh lebih berarti daripada emoticon yang Anda berikan. Peluklah dengan hangat orang-orang yang Anda cintai. Berbicaralah secara langsung dengan mereka jangan selalu menjadikan ponsel anda sebagai mulut Anda. Karena kehadiran Anda berarti untuk orang-orang disekitar Anda.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Android_(sistem_operasi)
               http://www.paziashop.com
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS