Pages

She's Died, But My Love Isn't

Sunday, September 28, 2014

I never expected that I should through this. So bitter and I didn’t know how deep this hurt.  What do you think was wrong? Who was wrong? Why did it happen to me? WHY? God, WHY?
I’m not judge the God, but why You didn’t give me the opportunity? I wanted to see her in her last breath, beside her when she was closing her eyes. I promised to always beside her, but I couldn’t keep that.
I know her when I was senior high school. She wasn’t a prettiest girl in my school, but she was so fascinating. A cheerful girl, with those smile. Sweet. Her eyes was gorgeous when the sunlight touched her face. I love her  with all her simplicity.
When the Cupid came, finally she’s mine. All we passed together. Laugh and tears, happy and sad, mad, jealous, etc. We’ve made an unforgettable moments ever in our life. She was complete me.
 I won’t make she shed her tears. But I did. She hate me when I was smoking.  I was angry, I told roughly  to her. At that moment I saw the tears drops on her cheek, then she ran so fast. I chased her, but then I turned around.  I apologized to her, and promise never let her cry again.
Too many moments in last 3 years with her. She’s like my heroin. I couldn’t life without her. Every steps I took, every prays, every breaths, I always think of her. She’s my valuable thing in my life, my tremendous mate.
When we’ve done the senior high school, I continued to study in UNPAD, and she chose IPB. We separated by distance and time. It didn’t matters. I believed we’re mate.
Day to day we passed. About a month after we took long distance relationship, I should hear a news that could make my heart stop beating. Suddenly she died. Honestly, she never told about her sick. Nobody knew, although her parents. Before went to campus she got persistent cough that discharging blood. She called her father, then she took to the hospital. On the way before she arrived there, she breathed last. God have taken her to His side.
This was so fast for me, I adore her, I love her more than anything. But, God loved her more than me. She took my love to the heaven.
Honey…you’re my best mate I ever had. Nobody can change your position. 
Honey…wait me there..
I LOVE YOU 

(Inspired by a real story with some adaptation)

Tentang (Mengurangi) Rasa Sakit Hati

Friday, September 26, 2014

Pernahkah teman-teman merasa nyeri di area sekitar dada, tiba-tiba nafas terasa sesak, ada yang seperti sesuatu yang mengganjal dileher?
Setelah gejala-gejala tersebut terjadi kemudian mungkin sebagian diantara kalian ada yang pelupuk matanya tiba-tiba panas, air mata menggenang, dan jatuh begitu saja? Sehingga semakin terasa nyeri di dada?
Pernahkah?
Itulah sakit hati. Bukan liver atau hepatitis. Sakit ini dirasakan ketika ada hal yang dirasa tidak sesuai dengan harapan/keinginan, sehingga memunculkan rasa kecewa yang mendalam. Banyak penyebab orang sakit hati, diantaranya yang terjadi di usia 13-25th, yakni :
1. Tidak dipenuhi keinginannya oleh orang tua
2. Putus dengan pacar
3. Pacar selingkuh
4. Difitnah
5. Orang yang disuka sejak lama malah berpacaran dengan orang lain/ bahkan menikah
6. Gagal mendapatkan universitas yang diimpikan (banyak korban setelah pengumuman SNMPTN/SBMPTN)
7. dipehape'in
8. Gagal mendapat pekerjaan
9. Mantan punya pasangan baru
10. dan masih banyak lagi...
Masalah-masalah diatas sangatlah lumrah kita alami.
Ketika sedang merasa sakit hati kebanyakan orang mengeluh, mencaci maki orang yang menyakitinya, sampai mendoakan hal-hal buruk, atau malah ada yang tidak mau makan sampai sakit, dan yang terparah adalah bayak kasus bunuh diri karena sakit hati.
well,  cara-cara diatas itu bukan cara jitu menghilangkan sakit hati. Semakin kamu membenci semakin kamu mengingat sakit itu. Walaupun saya tidak ada apa-apanya dibandingkan om Mario Teguh, tapi mungkin cara ini bisa membantu kalian yang sedang dalam keadaan down.
1. Berdoalah pada Tuhan kalian, minta petunjuk dan bimbingan-Nya. (jangan menyalahkan Tuhan)
2. Kendalikan diri dan emosi kalian
3. Ingat bahwa ini sebuah 'ujian' yang ada akhirnya
4. Ingat pula dibalik semua masalah yang kalian hadapi, ada Tuhan yang menyiapkan rencana luar biasa untuk kalian
5. Menangislah sepuas-puasnya jika itu bisa membuat kalan tenang
6. Ceritakanlah masalah kalian pada orang yang bisa dipercaya, seperti keluarga, sahabat, dll
7. Jangan menyimpan masalah sendiri, karena itu akan membuat hidup lebih terasa berat
8. Carilah hal-hal yang bisa menghibu kalian, misalnya main bersama teman, mendengarkan musik, dll
9. Jangan berniat melupakan masalah/sumber masalah tersebut, biarkan semua mengalir. Semakin kalian ingin melupakan semakin sering pula pikiran kalian memutar ulang cerita menyakitkan itu
10. Tetaplah tersenyum, dan katakan terima kasih kepada orang yang menyakiti kalian karena mereka kalian bisa belajar lebih kuat lagi menjalani hidup. Katakan terima kasih pada kegagalan, karena kalian akan tahu bagaimana proses menjalani hidup yang sebenarnya.

Saya bukanlah siapa-siapa, saya bukan orang hebat. Saya pun masih belajar menjalani kehidupan ini. So, thank to all people around me, you're my great inspirations. Semoga apa yang saya tulis bisa membantu teman-teman.
Terima kasih sudah membaca :)

Seperti Apakah Indonesia Kelak?

Wednesday, September 24, 2014

 "Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah  kesangsian.Tetapi, jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan." (Sir Francis Bacon)

            Tahun 2015, ASEAN akan memulai ASEAN Free Trade Area (AFTA), lalu di tahun 2020 WTO akan mengadakan perdagangan bebas secara global. Artinya, seluruh Negara di Asia maupun Negara di dunia lainnya akan melakukan perdagangan secara bebas tanpa adanya pajak masuk ke wilayah territorial Negara lain. Sudah siapkah Indonesia?
            Tentu jawabannya adalah : belum. Indonesia belum siap menghadapi pasar bebas tersebut, baik di tahun 2015 maupun 2020. Mengapa demikian? Karena dapat kita lihat dan kita rasakan sendiri bahwa kini Ibu Pertiwi sedang dilanda krisis, baik itu krisis ekonomi, krisis budaya, bahkan krisis moral.
           Setiap tahunnya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu meningkat walau sedikit demi sedikit. Namun, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, korupsi yang semakin merajalela, kenaikan harga BBM dan atau kebutuhan rumah tangga lainnya ikut menyengsarakan sebagian besar warga Indonesia. Kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Urbanisasi penduduk dari desa ke kota-kota besar di Indonesia, khususnya Jakarta memperbanyak jumlah pengangguran dan slum area jika mereka tidak memiliki skill yang mumpuni.
            Di sisi lain budaya Indonesia kian lama kian tergerus oleh arus modernisasi dan westernisasi, atau bahkan koreanisasi yang marak di kalangan remaja. Budaya-budaya asli Indonesia mendapatkan respon yang kurang dari para generasi penerus bangsa ini. Padahal budaya merupakan identitas suatu bangsa, maka sudah seyogyanya kaum muda mengetahui, mencintai dan dapat melestarikan budaya-budaya yang ada di nusantara ini. Jika begini, adanya perdagangan bebas akan semakin memperparah krisis budaya di Indonesia.
            Lalu bagaimana dengan moral dan mental bangsa Indonesia?
Di Negara Barat, bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, harmonis, dan bersahaja. Namun, kini  banyak bangsa Indonesia yang saling menjatuhkan, saling serang, bahkan saling bunuh. Bukan hanya itu, ketidakjujuran, ketidakadilan, keserakahan, dan ketidakdisiplinan semakin melekat dalam diri setiap bangsa Indonesia. Hal ini terus menggerogoti moral bangsa, mulai dari pemerintahnya hingga rakyatnya, termasuk remaja. Jika calon penerus bangsanya belum memiliki moral yang baik, lalu siapa yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik?
Mau tidak mau, suka atau tidak, sudah menjadi keharusan bagi pemuda-pemudi Indonesia untuk menyelamatkan Indonesia dari segala keterpurukannya. Indonesia tidak membutuhkan orang pintar, Indonesia membutuhkan orang-orang cerdas. Bukan hanya secara intelektual (IQ), namun kehidupan religius (SQ) dan emosionalnya (EQ). Tiga hal ini harus dimiliki secara seimbang oleh setiap bangsa Indonesia.
Jika Indonesia ingin maju seperti Jepang, atau seperti Singapura yang kecil namun dapat menata segala aspek kehidupannya dengan baik, maka Indonesia harus benar-benar membangun karakter bangsa ini. Kini pemerintah sudah mewajibkan di setiap satuan pendidikan untuk menerapkan ke-18 aspek pendidikan karakter pada setiap siswa-siswinya. Selain itu bangsa Indonesia juga sudah seharusnya  menerapkan 9 prinsip dasar kehidupan, sebagai berikut :
1.      Etika
2.      Kejujuran dan Integritas
3.      Bertanggung jawab
4.      Hormat pada aturan dan hukum masyarakat
5.      Menghormati hak orang lain
6.      Cinta pada pekerjaan
7.      Berusaha keras untuk menabung dan investasi
8.      Bekerja keras
9.      Tepat waktu

Jika ke-9 prinsip kehidupan diatas dapat diterapkan dalam diri setiap bangsa Indonesia, maka tidak ada lagi korupsi, ketidakadilan, bahkan kemiskinan, pengangguran, dan segala permasalahan yang kini melanda Indonesia sedikit demi sedikit akan berkurang atau bahkan  tak akan ada lagi. Dengan demikian Indonesia dapat benar-benar jaya dan merdeka karena sang garuda telah menunjukan kesaktiannya.

Love, It's Like the Narcotics

Sebenernya ini tulisan yang 'tidak layak' saya tulis. Isi tulisan ini hanya sebatas apa yang saya rasakan dan lihat di kehidupan remaja. Mungkin bapak B.J Habibie atau mereka yang pernah merasakan kehebatannyalah yang lebih pantas bercerita tentang hal ini. Tapi ini versi saya. So let's read it, now!
Cinta
Hahaha itulah yang akan saya bahas kali ini.
Apakah itu? Seperti apakah bentuknya? Pernahkah merasakannya?

Stop!
Sebelum dilanjutkan, coba buka pikiran Anda lebar-lebar, jauhkan pikiran bahwa cinta itu hanya antara pria dan wanita (kekasih).
Jujur ini terlalu dini untuk saya bicarakan.
Ketika bertanya, "apa itu cinta?"
apa yang ada di benak Anda?
Berbagai macam jawaban. Bisa sampai satu buku untuk menjelaskannya, atau mungkin tidak dapat dijelaskan?
In my opinion, love is like the narcotics. why? 
Narkotika adalah berbagai macam zat/hal yang bisa membuat orang kecanduan. Orang yang sudah terkontaminasi narkotika akan melakukan apapun demi mendapatkannya. Mulai dari hal masuk akal sampai yang melanggar hukum sekalipun. Ketika barang itu tidak ada, si pemakai akan merasa gusar, hidupnya tidak tenang. Selalu merasa butuh. 

Lalu apa hubungannya dengan cinta?
Contoh kasus :
Selama ini, seberapa sering Anda mengungkapkan perasaan sayang Anda terhadap orang tua? saya yakin jawabannya, jarang.
Lalu, seberapa sering Anda merasa membutuhkan mereka? Jawabannya, in every breathe you take, every steps, every prays, every minutes, every seconds. Bukan hanya kehadiran raganya saja, kita juga membutuhkan saran, doa, dan dukungan dari orangtua (keluarga).Bagaimanapun mereka, mau jelek, cakep, kaya, miskin, galak, cerewet, cuek, kasar, dsb kita akan merasa "butuh".
Itulah cinta. Ketika mereka tiada kita merasa sedih, galau, kecewa, gelisah, dsb.
Ketika cinta itu sudah terbentuk tidak ada alasan untuk mengecewakan dan menyakiti mereka. Bahkan selalu ingin melakukan yang terbaik dan mengukir senyum diwajah mereka. Menerima apa adanya segala keadaan mereka. Tak jarang cinta harus rela berkorban.

love is not a desire, it's our needs to stay alive~

Atasi Ledakan Kendaraan, Pemerintah Harus Adakan Program KB (Kendaraan Berencana)

Thursday, September 18, 2014

Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia tahun 2013 sudah melebihi jumlah penduduk total. Angka ini diperkirakan terus meningkat. Pemerintah kalang kabut mengatur subsidi BBM. Besarnya subsidi BBM dijadikan ladang basah oleh beberapa oknum. Ketika subsidi dicabut rakyat berteriak, katanya pemerintah kehabisan uang, tidak mengerti rakyat, menyusahkan rakyat kecil, dsb. Peraturan plat merah menggunakan pertamax pun tidak benar-benar dipatuhi. Tetap saja ada oknum yang membeli premium, meskipun kendaraannya berplat merah.
Dilansir dari sebuah artikel di situs berita online, detik.com, Kamis (18/09/14), Hanung Budya mengatakan bahwa, "Manusia bisa meninggal, mobil di Indonesia tidak bisa meninggal," saya setuju dengan pernyataan beliau. Bagaimana bisa 'meninggal' jika setiap tahun terus berdatangan mobil-mobil baru ke Indonesia? Jika pemerintah membatasi kuota impor mobil, otomatis para pengusaha akan merugi. 
Bertambahnya jumlah mobil di Indonesia setiap tahunnya, dengan model baru dan terus diperbaharui membuat daya beli masyarakat meningkat. Apalagi dengan adanya program Low Cost Green Car yang sempat ditentang oleh presiden terpilih, Joko Widodo. Karakter bangsa Indonesia yang cenderung konsumtif dan seringkali mengutamakan prestige menjadikan Indonesia sebagai sasaran empuk untuk memasarkan produknya. Pengadaan kredit kendaraan bermotor pun bagaikan jamur tumbuh dimusim hujan.
Fenomena ledakan kendaraan ini tentunya membuat jalan-jalan di sebagian wilayah di Indonesia, terutama pulau Jawa rawan kemacetan. Kemacetan ini bukan hal sepele. Hanya karena macet, setiap harinya Jakarta merugi milyaran rupiah.
Jika kita melihat tingginya pertumbuhan penduduk, lalu pemerintah mengadakan program keluarga berencana, mengapa pemerintah tidak menerapkan cara ini pada ledakan kendaraan saat ini? 
Kendaraan Berencana, dalam pikiran saya setiap keluarga dibatasi hanya boleh memiliki maksimal 2 buah mobil dan atau 2 buah motor. Jika sekarang satu keluarga, Ayah, Ibu, dan 3 anak, memiliki masing-masing sebuah mobil/motor dikalikan seluruh jumlah KK di Indonesia, maka jumlahnya akan amat sangat banyak. Coba apabila, satu keluarga hanya memiliki 2 motor dan atau 2 mobil, maka jumlah mobil dan motor yang turun ke jalanan akan sedikit berkurang. Cara ini harus ditunjang dengan penaikan tarif pajak kendaraan bermotor. Dan juga perbaikan pada seluruh sarana transportasi umum.
Saya tahu, ini bukan sebuah perkara mudah. Akan menimbulkan banyak protes, dan bahkan mungkin kecaman terhadap pemerintah. Tapi jika tidak begitu, apakah 50 tahun mendatang masih akan ada udara bersih untuk generasi kita kelak? Apakah masih akan ada minyak bumi yang dapat ditambang? Apakah bumi ini tidak akan murka jika semua kekayaannya kita gunakan terus-menerus tanpa adanya pertanggungjawaban atas alam yang kita rusak? Masih adakah ruang kosong untuk kita bernafas, jika semua tempat penuh dengan kendaraan? 
Mari kita renungkan bersama.

I need you, Star...

Star...
You know all my secrets, though God knows everything about me.
I share all my happiness and sadness to you
I hope you'll understand me when they wasn't.
I know, this is such a crazy thing i did but I'm glad to do it
I hate Jakarta and its surrounding's night sky, they don't let you to shine
When i'm down, i just need you to cheer me up.
Star..
You are so far, I can't reach you
but you always there to see me.
I just wanna scream loudly
I don't know who can I talk with
I can't see you last night. I hate that.
Nobody here, star.
when the tears was shedding, I only need to see you, to calm me down
Don't you ever leave the sky.
I need you...
Just shining in the dark sky, It'll make me happier to see your gorgeous light

Ketika Hidup Masih Harus Berjalan [cerpen]

Sunday, September 14, 2014




Riak air danau nan tenang semakin sempurna diterpa hangatnya sinar mentari sore. Semilir angin menyentuh tubuh mungilnya dengan lembut. Rambut hitamnya diikat asal-asalan sehingga menyisakan rambut disekitar leher. Cantik. Begitulah Alena, sederhana namun memesona.
Danau itu begitu teduh dengan pepohonan disekelilingnya. Alena bersandar pada sebuah pohon akasia di sebelah barat danau. Matanya mengitari setiap sudut danau. Apa yang ia lihat seolah meresonansi pikirannya, memutarkan kembali cuplikan-cuplikan kisahnya bersama Glen. Danau ini menyimpan banyak rahasia dan kisah hidupnya. Danau ini tempat pelariannya, mencurahkan segala suka duka dan keluh kesahnya. Namun, kini semua tampak memilukan. Bayangan-banyangan Glen terus muncul tak terkendali.
"Alena! kamu kusut banget sih, kucel pula kayak kuli panggul di pasar tau. Hahaha" Ejekan Glen seperti itu tak akan pernah Alena lupakan. Nyaris semua orang memuji kepintaran dan kemolekannya, tapi Glen tidak. Dia seringkali mengumpan emosi Alena dengan ejekan-ejekannya. Seperti anak-anak, namun diam-diam Alena suka. 
Disebelah selatan danau ada sebuah ayunan yang terbuat dari ban. Ayunan itu sering Glen gunakan. Tak jarang Alena menarik Glen yang ada di ayunan dan mendorongnya keras-keras. lalu Glen berteriak keras-keras, "Alenaaaaa! Aku takut, Len. Aaaaaa mamaaaaa. Turuuuun...turuuun..mamaaaaaa..." Suara itu terus terngiang-ngiang ditelinganya.
Rasa sakit itu kembali datang, sakit yang tak akan ada obatnya. Rintihannya tiada berarti lagi. Tak ada orang yang bisa menolongnya, kecuali dia sendiri. Hatinya berkecamuk, bercampur rindu yang sudah tak tertampung lagi.
Pelupuk matanya terasa panas, tak terasa air mata mengalir membasahi pipinya.
"Lena...." tiba-tiba suara itu mengejutkannya. Alena cepat-cepat mengusap air matanya, ia menoleh ke arah datangnya suara itu.
"Kia..?" sahutnya lirih.
"Ngapain disini? Glen lagi?"
Alena tidak menjawab. Matanya memandang ke atas jingganya langit sore.
"Len, Glen udah gak ada. Lo harus ikhlasin dia, Len. Sampe kapan lo kayak gini? ini udah tiga tahun, Glen juga pasti sedih kalo lo gini terus, Len." 
Kia duduk disebelah Alena. Memandang gadis itu penuh kasih.
"Lo tuh cantik, Len. Banyak yang suka sama lo, termasuk..."
"Termasuk lo? Maaf, Ki. Lo gak usah sok tau. Lo gak pernah ngerasain jadi gue. Lo gak tau rasanya kehilangan, apalagi ketika semuanya tinggal selangkah lagi gue dan dia itu bersatu.Lo gak tau..." Alena tak kuat menahan emosinya, air matanya tak tertahankan lagi.
"Maaf, Len. Gue cuma gak mau lo sedih terus. hidup lo masih panjang."
"Makasih buat perhatian lo selama ini. Maaf gue gak bisa ngebales apa yang lo kasih." sahut Alena tegas.
Kia hanya dapat tersenyum kecut. Ia mengerti bahwa gadis yang telah lama ia sayangi ini masih tidak bisa merelakan kepergian Glen. 

Alena, Alena, Alena...gue sayang sama lo sebelum Glen. sebelum cowok itu ngerebut perhatian lo. sejak kita masih putih biru. Alena gue sayang banget sama lo. Batinnya. 
Alena mengalihkan pandangannya pada Kia.
"Ki, lo tau kenapa gue sampe gini padahal gue dan dia gak pernah jadian?"
Kia menggeleng pelan.
"Karena...dia gak  menilai kelebihan gue doang, dia berani bilang kekurangan gue. Dia gak pernah bilang sayang sama gue, tapi...apa yang dia lakuin, perhatiannya, semuanya dia lakuin tanpa syarat. Mulut dia mungkin gak berani berucap, tapi tatapannya dan tindakannya cukup menggambarkan perasaannya."
Kia terkejut. Ternyata begitu dalamnya cinta mereka meskipun mereka saling memendam perasaan masing-masing.
"Saat itu gue tau Glen mau ke rumah gue, polisi nemunin satu buket bunga mawar putih sama boneka beruang. Ada sepucuk surat yang ditujukan buat gue. Dia nelpon Joni buat minta saran gimana cara ngilangin grogi kalo nembak cewek, tapi pas dia telpon...tiba-tiba ada truk yang nabrak dia dari arah berlawanan. Semuanya hancur. Mobilnya, badan Glen, dan terlebih hati gue, Ki." lanjutnya.
Sekarang Kia mengerti bagaimana perasaan Alena. Sedikitnya dia tidak terlalu menggebu-gebu lagi untuk memiliki gadis mungil itu.
"Len, lo boleh sayang Glen selamanya. Tapi bukan berarti lo harus berkubang dalam semua kepahitan ini. Lo harus bisa keluar dari semua ini. Bangun, Alena. The world is waiting for you." kata Kia sambil terus menatap Alena lekat-lekat.
Alena tersenyum.
"Thanks. Gue butuh sedikit waktu lagi, Ki."

I hope you're in His side. Thanks a lot for all your sincerity. Though we were not be together in this world, but I was so glad to be with you. Glen, i want to share my life and my heart to a man who loves me like you. Will you allow me to take someone else into my life? Glen...I adore you

***


KUNINGAN VS DEPOK

Tuesday, September 09, 2014

Karena setiap cerita memiliki latar, maka setiap tempat memiliki cerita - Veronika
Karena mengejar cita-cita, sampailah saya di sebuah kota yang letaknya berdampingan dengan Jakarta Selatan, yaitu Depok. Pindah dari sebuah kampung ke kota. Semoga gak kampungan,ya? Hahaha
Serius nih, saya berasal dari desa Cigugur, Kuningan, Jawa Barat. Sebuah desa yang terletak dikaki gunung tertinggi di Jawa Barat, Gunung Ciremai (3728 mdpl). Bisa dibayangkan betapa sejuknya disana. Udaranya sejuk jauh dari polusi, airnya bersih, pemandangan alamnya juga top banget deh. Tak heran banyak tempat-tempat wisata alam di Kuningan, seperti Palutungan, waduk Darma, Cibulan, si Domba, terapi ikan, dsb. Dilahirkan dan dibesarkan disana adalah sebuah kebanggaan. Unsur budaya sunda masih kental disana. Masih ada upacara Seren Taun (upacara ujud syukur atas panen) yang kental dengan budaya sunda dan masyarakatnya pun masih berahasa sunda.  
Walaupun betah tinggal di Kuningan dengan segala kenangan dan keindahannya, saya tetap harus pindah ke Depok. Bukan hanya saya, tapi sebagian lulusan SMA yang ada di Kuningan melanjutkan pendidikan ke luar daerah. 

Selamat tinggal Kuningan beserta seluruh isinya... 
Depok, aku datang. Semoga betah dan menyenangkan tinggal disini.

Kata-kata itu saya ucapkan tepat satu bulan lalu saat pindah ke Depok. Hingar bingar khas perkotaan sudah tercium ketika mobil melaju dari arah Lenteng Agung menuju Margonda. Jalan yang tidak pernah sepi. Jangtung kota Depok, disanalah saya tinggal. Dari ujung ke ujung terpampang banyak pertokoan, mall, bank, kampus, restoran, dll. Rasanya hanya sedikit tempat yang banyak pepohonannya, rata-rata didominasi bangunan. Jauh berbeda dengan Kuningan.
Akses kemana-mana sangat mudah, ada angkot, KRL, dan bus yang siap mengantar kita kemanapun. Mau nonton film? Banyak bioskop. Mau makan? Dari yang harga ribuan sampai ratusan ribu rupiah ada disini. Mau belanja? tinggal pilih Mall yang mana. 
Mau lihat bintang?
DEG! Itulah yang tidak ada disini. Langit malam tertutup polusi udara yang tebal sehingga hanya ada sedikit bintang yang bisa terlihat, bahkan seringkali tidak ada sama sekali. Dan itu sangat amat menyebalkan! Depok punya semua yang tidak ada di Kuningan, tapi yang tidak ada di Depok ada semua di Kuningan. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Keduanya saksi bisu perjalanan hidup saya.
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS