Pages

Long Distance Relationship, Bukan Pemisah Aku dan Dirinya

Sunday, November 02, 2014

Seperti dalam dongeng, setiap gadis memiliki impian bertemu dengan seorang pangeran tampan atau ksatria tangguh dalam hidupnya. Diawali dengan pertemuan dramatis, diselingi konflik nan ironis, kemudian diakhiri akhir yang romantis. Sangat klasik. Namun aku pun pernah bermimpi seperti itu. Memiliki pasangan hidup setampan Ken atau dalam dunia nyata seperti Bradley Cooper, seseksi Adam Levine, atau sekeren Taylor Lutner. Bukan hal yang salah selagi mimpi itu dibarengi usaha dan selalu sadar akan realita yang ada.
Mencari yang sempurna, sempurna, dan sempurna. Habislah waktu kita. Nobody perfect, but let's look for someone out there who offer her/his simplicity to complete you. It's perfect life, guys.
Sekitar satu tahun lalu aku bertemu seorang pria (4 years older). Sebenarnya jauh sebelumnya kami sudah saling berkomunikasi lewat jejaring sosial, facebook. Kejadian itu terulang lagi, singkat cerita kami bertukar no HP, dan saling berkirim pesan. Awalnya biasa saja, sama seperti teman-teman lainnya. Ternyata kami punya satu kesamaan, yaitu sama-sama penggemar salah satu klub sepakbola raksasa Spanyol, Barcelona. Modus selanjutnya adalah ia mengirim jersey klub kesayanganku ke rumah dengan nama (-DIANA- if you remember) yang salah (untung aja bukan alamat palsu wkwkwk). Sebelumnya aku tidak pernah tau dia rupanya seperti apa, kesalnya dia tau aku. Hingga suatu hari seorang teman mengetahui kedekatan kami, dan menyuruhnya datang ke tempatku berada saat itu. 
Canggung. Itulah perasaan pertama ketika sosok pria seksi ini muncul dihadapanku (cieee disebut seksi :p). Kemudian kami pun terbawa dalam obrolan-obrolan ringan ditengah kedua temanku yang lainnya (ceritanya double date). Dia mengantarku pulang. Dan sejak saat itulah dia melancarkan manuver-manuvernya untuk menembus pertahananku. Bukan pertahanan, tapi kesia-siaan yang dipertahankan.
Setelah proses yang cukup panjang akhrinya, 2 Novermber 2013 kami meresmikan hubungan kami.
Satu bulan pertama, percakapan mesra nan manja mengawali minggu-minggu pertama kami pacaran. 
Bulan kedua, untuk pertama kalinya aku diperkenalkan pada keluarga besarnya. dan itu gugupnya bukan main. Ada rasa takut tidak disukai, atau parahnya tidak direstui, tapi syukurlah kami bisa sampai sekarang karena restu keluarga pula.
Saat aku ulang tahun tanpa diduga-duga ia datang tengah malam kerumahku bersama teman-teman kami. Ketika aku baru saja ingin tidur, tiba-tiba mereka muncul dari dapur sambil menyanyikan lagu ulang tahun. Senengnya pake banget apalagi dekorasi kuenya Barcelona. (so sweet and once again thank you for you all)
Akhir tahun 2013, kami habiskan semalam suntuk dirumahku. Menikmati detik-detik pergantian tahun bersama keluargaku. Itu pertama kalinya aku membawa pria ke rumah saat malam tahun baru. 
Bulan ketiga, mulai ada pertengkaran-pertengkaran kecil. Ia pindah ke Bandung untuk mencari pekerjaan. Hal itu menjadi awal kami menjadi pejuang jarak dan waktu. Tapi dua minggu sekali dia masih pulang ke Kuningan. 
Bulan keempat, aku pergi ke Bandung. Tujuannya 2 in 1. Ada acara dengan komunitasku dan sekaligus bertemu dengannya. Rasanya lega ketika bertemu lagi dengan dia. Senangnya bukan main, ketika melihat sosoknya ada disampingku.
Bulan kelima, aku mulai sibuk mempersiapkan ujian nasional. Dia sangat pengertian, walau kadang terselip pertengkaran karena hal-hal kecil tapi itulah penyedapnya.
Bulan keenam, ulang tahunnya bertepatan dengan peringatan hari jadi kami. Awalnya aku mau mengirimkan kue kering buatanku ke Bandung, tapi secara mendadak ia pulang ke Kuningan. Hampir ketahuan tapi untungnya masih berhasil. Surprise party sederhana, sekaligus membangunkan kebo bangun dari tidurnya hahaha. 
Bulan ketujuh, ia kembali ke Bandung.Aku lulus, Ia mulai bekerja, waktu kami untuk berkomunikasi semakin terkikis. Tapi SMS dan telepon masih jadi andalan.
Bulan kedelapan, satu bulan kami tidak bertemu namun akhirnya bertemu dengan hitungan 8 jam saja. Saat-saat terakhir aku menangis dipelukannya. Saat itu aku merasa tidak ingin pergi lagi. Ingin rasanya tinggal terus disampingnya. Namun, itu tidak memungkinkan. Aku kuliah di tempat yang jauh dengannya. Resiko long distance relationship yang sebenarnya pun harus kami terima dengan ikhlas. 
Bulan-bulan seterusnya hingga bulan yang keduabelas hanya tersisa SMS dan telepon. 
Perbedaan-perbedaan prinsip mulai muncul, namun kembali pada bagaimana kami membangun cerita hidup ini. Banyak orang meremehkan LDR, seolah tak punya harapan. Bau-bau perselingkuhan memang selalu mendekati mereka yang menjalin hubungan jarak jauh. Banyak kesempatan, tapi ingatlah bagaimana susahnya kita membangun dan mempertahankan hubungan yang sudah ada. 
Aku dan dia tidak sama. Sedikit banyak perbedaan itu menjadi akar munculnya pertengkaran.
Dia bukan orang tertampan, terpintar, teromantis, terkaya, dan ter ter selanjutnya. Tapi dia adalah orang yang hebat yang bisa meluluhkan hatiku. Orang yang bisa membuat aku bangkit. Orang yang membuatkanku cermin untuk selalu aku berkaca pada diri sendiri. Orang yang bisa meyakinkan hatiku. Dia tidak selalu mengerti aku, karena dia tau saat dimana aku harus mengerti dirinya.
Aku memulainya dengan rasa nyaman, bukan dengan jatuh cinta. Karena jatuh cinta tidak menjamin aku dapat merasakan kenyamanan ini.
Aku meneruskan ini bukan karena keinginan, tapi karena aku membutuhkannya dan karena aku telah berani memulainya.
Jarak dan waktu bukanlah penghalang ketika kita berani memulai. Komunikasi, kepercayaan, dan saling mengerti adalah kuncinya. Tapi yang utama dari semuanya adalah sejauh mana niat kita untuk mempertahankan apa yang telah kita mulai. Karena mengakhiri itu jauh lebih mudah daripada kita memulai sesuatu yang baru.

6 comments:

  1. Njir.... "aku memulainya dengan rasa nyaman, bukan dengan jatuh cinta". gue bangets :')

    ReplyDelete
  2. karena rasa nyaman itu modal utama sebuah hubungan. Tanpa rasa nyaman gak mungkin bisa bertahan lama. Tantangannya adalah gimana mempertahankan rasa nyaman itu.
    right?

    ReplyDelete
  3. Karena rasa nyaman itu berbekas.

    ReplyDelete
  4. Ahh. Wanita yang kelak duduk di samping kiri saya, di depan altar {}

    ReplyDelete

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS