Pages

Bahaya Berikan Telepon Pintar (Smartphone) Untuk Anak Bagian 1 #Pornografi

Tuesday, February 16, 2016

 (Foto oleh Veronika/Model: Amelia)

Telepon pintar (smartphone) adalah satu dari banyak jenis acang (gadget) yang telah menjadi kebutuhan manusia modern. Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat melahirkan banyak jenis perangkat komunikasi yang semakin 'pintar' dan murah. Sebuah telepon pintar sudah bisa memenuhi kebutuhan komunikasi, hiburan, bisnis, bahkan pendidikan. Kini, hampir semua orang dari berbagai usia dan profesi menggunakan telepon pintar, termasuk anak-anak.
Anak-anak menjadi penikmat teknologi yang terlalu dini. Memberikan acang kepada anak-anak tentunya memiliki dampak positif sekaligus dampak negatif yang tak terpisahkan, seperti dua sisi mata uang. 
Jika acang hanya dijadikan sarana pembelajaran dan dalam pengawasan orang tua, maka dampak negatifnya bisa diminialisir. Namun ketika orang tua membiarkan anak memainkan acang tanpa diawasi, artinya orang tua sedang membiarkan anak-anaknya memasuki dunia asing yang sewaktu-waktu bisa menyesatkan.
Contohnya;
Kemarin, ketika saya sedang berjalan menuju stasiun kereta, saya berpapasan dengan 5 orang anak laki-laki berseragam SD. Saya perkirakan usia mereka 11-12 tahun. Ketika saya berpapasan dengan mereka, salah satu dari mereka menyebutkan salah satu situs porno (saya pernah disuruh teman membuka link dan ternyata masuk ke situs itu). Anak lainnya tertawa terbahak-bahak, dan menimpali temannya dengan mengatakan kata-kata yang jorok. Kemudian, ada yang berkata "ke rumah gue kan ada WiFi, nanti nonton bareng. hahahaha". Jelas saya kaget mendengarnya, karena konten tersebut tidak seharusnya mereka akses, apalagi usia mereka masih sangat belia. 
Pornografi merupakan salah satu konten negatif yang dapat diakses dengan mudah melalui telepon pintar atau acang lainnya. Internet menyediakan berbagai informasi, baik yang bernilai positif maupun negatif. Pernahkah Anda membuka suatu laman web atau blog lantas menemukan iklan-iklan berbau pornografi? Bagi sebagian orang dewasa tentunya akan menutup iklan itu karena mengganggu, tapi bagaimana dengan anak-anak? Rasa ingin tau anak-anak pada hal-hal asing dan baru biasanya cukup tinggi, sehingga besar kemungkinan ia akan membuka iklan tersebut. Ini bukan masalah sepele. Jika kita telusuri lebih lanjut lagi, ketika seorang anak sudah pernah membuka sebuah situs porno, maka besar kemungkinan ia akan kecanduan. Efek kecanduan ini akan menimbulkan kerusakan pada otak.

Video: Bahaya Pornografi-Merusak Otak
(sumber: https://www.youtube.com/watch?v=O9rMmjVa5QI)
Ibu Elly Risman pun mengungkapkan bahaya pornografi, seperti yang dapat Anda lihat di link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=Bsx4Pnvv23Q 
Orang tua benar-benar harus memberikan pengawasan ketat terhadap anak-anaknya jika ingin anaknya menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas. Memberikan acang agar anak betah di rumah harus dikaji lagi baik dan buruknya. Kearifan orang tua akan menentukan masa depan anak. Karakter anak terbentuk karena didikan orang tua dan kedua lingkungannya. Orang tua adalah panutan anak, apa yang orang tua lakukan dan katakan akan menjadi referensi anak dalam hidupnya.  Ketika anak sudah memasuki usia sekolah, maka lingkungan sekolah itulah yang akan ikut serta membentuk karakter anak. Maka, sekolah pun memegang peranan penting dalam pembatasan penggunaan acang. 
Sebagian sekolah melarang siswanya untuk membawa acang ke sekolah dengan alasan dapat mengganggu kelangsungan kegiatan belajar mengajar. Meteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise pun menyadari dampak buruk pornografi untuk anak, sehingga kedepannya ia akan bekerja sama dengan kementrian untuk melarang siswa membawa acang ke sekolah. 
Maka dari itu, penanganan masalah pornografi ini bukan hanya tugas orang tua dan sekolah, tapi juga pemerintah. Setidaknya kini sudah banyak situs-situs porno yang diblokir oleh pemerintah. Tapi bukan berhenti sampai itu saja, masih banyak situs yang belum terlacak pemerintah yang masih menjadi momok menyeramkan untuk perkembangan anak yang notabene adalah generasi penerus bangsa. Sekolah dan pemerintah harus bekerja sama untuk memberikan sosialisasi kepada anak dan orang tua tentang bahaya penggunaan acang tanpa pengawasan orang tua. Mari kita saling mengingatkan dan menjadi pengguna  teknologi yang bijak.
Smartphone born for smart user-Veronika

Selanjutnya saya akan membahas dampak negatif penggunaan telepon pintar dari sisi interaksi sosial anak dengan lingkungannya.
Terima kasih sudah membaca.
Salam pemuda.



No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS