Pages

Kisah Inspiratif Seorang Wanita Pengemudi Taxi

Monday, July 07, 2014

*tuuuut...tuuuuut..* suara klakson taxi di depan rumah berbunyi kembali.
Hari itu, 5 Juli 2014 saya berserta sepupu (Anna), keponakan (Dara), dan kedua tante saya (Tante Umi dan Tante Nani) akan pergi ke Jakarta Fair Kemayoran. (well, disini saya bukan mau mencritkan tentang JFK)
"sebentar Pak!" ujar tante Nani.
Kami memang sengaja memanggil taxi ke rumah yang bertempat di perumahan Bumi Mutiara, Gunung Putri, Bogor dikarenakan tidak ada kendaraan pribadi yang cukup untuk membawa kami semua menuju Jakarta.
Singkat cerita kami semua masuk kedalam taxi. Saya duduk di kursi depan, langsung memakai seat belt, namun ketika saya tengah memakai sabuk pengaman tersebut alangkah terkejutnya saya melihat si supir ternyata bukanlah seorang pria melainkan seorang wanita sekitar 50th-an yang berwajah oriental. Seoranng wanita menekuni pekerjaan sebagai supir angkutan umum memang sudah sering kita temui di kota-kota besar.
Setelah bertanya jawab dengan kedua tante saya, ternyata beliau adalah seorang pensiunan perusahaan asing (Jepang) yang dulunya bekerja di bagian finance. Ibu Nana Tan Wijaya ini asli Cirebon, Jawa Barat. Namun semasa remaja ia hidup di Jakarta, dan kuliah di Universitas Padjajaran. Selepas kuliah ia berkeliling dunia bersama pacar yang sekarang menjadi suaminya tersebut, hal ini disebabkan suaminya bekerja di Petronas dan sering ditugaskan ke luar negeri. Sekarang suami Bu Nana tinggal di Malaysia, mereka sudah memiliki dua orang anak. Anak pertamanya perempuan, baru saja lulus Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, dan anak bungsunya masih berkuliah di Univesitas Padjajaran Jurusan Akuntansi . 
Dengan cerita beliau seperti itu, ada pertanyaan yanng terlintas dibenak saya. 
"Ibu, maaf kalau boleh tau apa alasan ibu jadi supir taxi?"
Beliau tersenyum. 
"saya menyukai mesin dan otomotif, jadi dari dulu saya tidak pernah bisa mengerjakan perkerjaan rumah tangga." jawabnya singkat.
Saya terdiam, enggan untuk bertanya lagi. 
"Hidup bukan untuk mencari materi saja, saya punya pensiunan 1,3 M karena saya mengabdi selama 30 tahun di perusahaan itu. Coba anak sekarang kalau kerja paing 2-5 tahun sudah bosan. Ya kalau jadi orang jangan cepat puas dengan apa yang kita dapat. Saya biasa bekerja keras tiap hari. Saya takut saya jadi pikun, makanya saya mencari pekerjaan yang sesuai hobi saya."
saya terkejut mendengar perkataan beliau. Dibalik tubuhnya yang mungil ternyata Ibu ini seorang wanita mandiri, pekerja keras, dan tegas memilih jalan hidupnya.
Ia tidak merasa malu menjadi supir taxi walaupun  ia seorang sarjana, dan pernah bekerja di perusahaan asing. Beliau benar-benar memanfaatkan talentanya, bukan menguburnya bersama usia yang terus menua. karena bagi Ibu Nana selagi masih sanggup bekerja, usia bukan halangan unutuk berkarya.

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS